Tuesday, September 18, 2007

Buka Puasa Di Rumah Pak Bibit Waluyo

Tepat jam 16.45 aku nyampe di Rumah Pak Bibit Waluyo di komplek Perwira Tinggi, Cijantung II. Meskipun rumahnya nampak baru, tapi nuansa kesederhanaan tetap ada di dalam rumah itu. Ya, sederhana untuk ukuran seorang TNI yang sudah berpangkat Letjen dan pernah menjabat sebagai Pangdam IV Diponegoro dan Pangdam Jaya serta Pangkostrad.

Pak Bibit yang baru saja terpilih menjadi Ketua Umum Paguyuban Jawa Tengah memang sangat bersahaja dan sederhana. Sikapnyapun baik sekali, tidak membeda-bedakan orang.
Ketika saya menjabat tangannya dan minta maaf karena waktu datang saya belum sempat menyalaminya, Beliau menjabat tangan saya erat sekali bahkan sampai tangan kirinya menepuk-nepuk punggung tangan saya. Ya benar-benar di luar dugaan saya. Betapa beliau adalah seorang Jendral, tapi sikapnya sangat bersahaja. Beliau sangat ramah dan berusaha dekat dengan semua tamunya yang hadir pada malam itu.

Buka puasa dengan menu catering yang lumayan enak, apalagi ada nasi Jawa yang terdiri dari nasi putih, sayur lodeh tempe dan tahu, daging goreng srundeng, dan daging sapi, serta rempeyek kacang dan urab, wah serasa makan di rumah sendiri di kampung.

Ada juga Siomay, catering lengkap, buah, kue-kue, minuman juice jambu, puding dan lain lain. Kelihatannya masih banyak makanan yang tersisa karena undangan yang dating “hanya” sekitar 30 orang.

Yang mengejutkan, setelah puas berbuka puasa, Pak Bibit berpidato yang intinya Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu tidak usah melanjutkan acara dengan Shalat Taraweh, silahkan shalat taraweh di rumah masing-masing. Karena mengingat suasana agak memanas sehubungan dengan pembentukan struktur kepengurusan oleh formatur. Kelihatannya ada kubu yang ingin memasukkan orang-orangnya sebanyak mungkin untuk jadi pengurus paguyuban.
Begito loh,,,,Inilah Indonesia sekarang. Baru pengurus Paguyuban saja rebutan. Bagaimana pengurus parta politik? Waaah,,,,kayanya seru banget kali ya,,,,

Tapi Pak Bibit memang bijaksana. Daripada shalat taraweh dengan perasaan yang ndongkol dan pikiran ngga karu-karuan di situ, mending semuanya disuruh pulang dan taraweh di rumah masing-masing. Tentara dilawan! Begitu kira-kira Pak Bibit ngebatin.

No comments: