Tuesday, June 10, 2008

Legenda Candi Dieng

Alkisah, sebuah pengembaraan Candra Gupta Sandipala beserta Brahmana dan pengikut-pengikutnya di Wilayah Banjarnegara. Sampailah mereka di sebuah lereng yang bernama Dieng. Mereka disambut baik oleh Akuwu/Tetua dan masyarakat setempat.

Hubungan baikpun terjalin semakin erat karena persamaan visi dan misi dalam penyebaran agama Hindu. Eratnya hubungan ini ditandai oleh pernikahan Candra Gupta Sandipala dengan Maha Tantri Nurisia, putri dari Akuwu/Tetua Lereng Dieng

Kerjasana dan kebersamaan menguatkan perkembangan sosial ekonomi, politik, dan budaya pada waktu itu, hingga tercetuslah satu ide untuk mewujudkan satu tempat sebagai sarana peribadatan agama Hindu yaitu Candi.

Setelah merencanakan tanpa melupakan tiga unsur penting seperti air, api, dan udara, mereka lalu mulai menebang hutan/babat alas.

Berbagai rintangan dihadapi. Gangguan makhluk jin maupun gangguan fisik yang lain silih berganti. Hingga pada akhirnya berdirilah Candi Dieng nan megah, perkasa, elok nan indah bak nirwana.

Itulah Drama Tari yang dipentaskan di area "Ojo Dumeh" di Anjungan Jawa Tengah TMII semalam (7/6). Hadir Gubernur Jawa Tengah Ali Mifidz, Bupati Banjarnegara Djasri, Duta Besar Negara sahabat, Ketua Umum Serulingmas Pusat Dr.Ir.Yuwono Kolopaking, Mantan Ketua Umum Paguyuban Jateng HRS Museno, Pengurus Paguyuban Jawa Tengah, dan masyarakat Banjarnegara di Jakarta dan sekitarnya.

Menurut undangan yang "Banyumascyber " terima, para tamu undangan dimohon hadir 15 menit sebelum pukul 19.00 Wib. "Banyumascyber " sendiri hadir sekitar pukul 19.15 Wib. Disambut beberapa panitia yang menggunakan seragam batik Menjangan khas Banjarnegara, mengisi buku tamu, dan menerima souvenir yang ditempatkan di tas bergambar Pesona Wisata Kabupaten Banjarnegara atas nama Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara. Tas dari kertas bergambar Bupati Banjar sedang naik perahu karet Arung Jeram di Sungai Serayu dan Taman Rekreasi Margasatwa Serulingmas dengan warna dasar merah dan hitam ini nampak indah.

Tas sauvenir diantaranya berisi teko teh poci kecil dengan satu gelas yang terbuat dari tanah liat hasil kerajinan Klampok, Satu botol besar Sirup Salak "Azizah" dari kecamatan Madukara, Lempok/Jenang dari Salak Banjar, Gula Aren, makanan kecil dan peta pariwisata Banjar dengan judul Discover The Enchanting Tourism of Banjarnegara.

Begitu masuk ke area Anjungan Jawa Tengah, undangan langsung dibelokan oleh panitia yang jumlahnya sangat banyak itu ke tempat makan malam di sebelah kiri depan Anjungan. Makanan yang disajikan diantaranya Sate ayam Banjar, Soto Banjar, dan Dawet Ayu Banjarnegara. Ada juga prasmanan dengan menu utama ayam goreng bumbu asem manis, sop daging dan tetelan sapi, dan makanan penutup berupa aneka buah dan puding. Setelah itu, undangan di arahkan untuk memasuki area "Ojo Dumeh" yaitu sebuah arena di depan sebelah kanan pendopo Anjungan Jawa Tengah yang di dinding belakang panggung pertunjukannya terdapat tulisan jawa "Ojo Dumeh". Kursi tamu di depan dan dibelakangnya yang berupa bangku beton berundak-undak nampak penuh. Baik di depan panggung maupun di sisi kanan panggung. Jumlah pengunjung diperkirakan 750 orang.

Sementara di pendopo anjungan juga terdapat kursi-kursi yang mengelilingi meja bulat berbalut kain berwarna putih dikelilingi oleh AC outdoor yang cukup besar di setiap pojok tempat para tamu undangan VIP makan. Berbagai macam makanan nampak berderet di sekililing pendopo anjungan.

Jalannya Acara

Acara diawali dengan penampilan tari Gambyong Banyumasan yang dibawakan oleh 9 gadis berparas manis memakai kemben dengan kain batik dan selendang berwarna kuning serta rok di dalam balutan kain yang berwarna senada. Diiringi dengan gending dan nyanyian waranggana yang ada di sebelah kanan undangan. Lampu sorot warna warni nampak menambah indahnya suasan panggung dengan latar belakang tanaman-tanaman berwarna hijau..

Kemudian sambutan Bupati Banjarnegara Djasri. Dalam sambutannya, Bupati yang perawakannya tinggi besar ini mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Jateng Ali Mufidz yang telah menunjuk Kabupaten Banjarnegara mewakili Propinsi Jateng menampilkan potensi wilayahnya di Jakarta. Djasri juga mengenalkan beberapa pariwisata Banjarnegara seperti Candi Dieng, Arung Jeram, Sumur Jalatunda, Telaga Balekambang, Air Terjun Sirawe, Curug Pitu, dan lain-lainnya. Djasri juga membanggakan warganya yang berhasil memperoleh kejuaraan di tingkat dunia seperti pencak silat dan tinju. " Cris John, jago pukul di ring itu juga dari Banjar lho" begitu promosinya. Spontan disambut tepuk tangan para hadirin.

Dilanjutkan dengan sambutan Gubernur Jawa Tengah Ali Mufidz. Dalam sambutannya Gubernur Jawa Tengah yang sebentar lagi meninggalkan jabatannya itu mengucapkan terima kasih kepada Bupati Banjar dan Pemda Banjar yang telah menampilkan potensi Kabupaten Banjar/Jateng dengan sangat baik.

Setelah itu, ditampilkan tari Aplang yang dibawakan oleh penari pria dan wanita yang memakai sandal bakyak dari kayu. Diiringi genjringan dengan bas kendang disertai nyanyian puji-pujian terhadap kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Setelah itu adalah penampilan dramatari "legenda Candi Dieng" dan penyerahan Cinderamata kepada para Duta Besar oleh Gubernur Jawa Tengah. Juga penyerahan Cinderamata kepada General Manager Taman Mini Indonesia Indah. Acara berakhir sekitar pukul 21.30 Wib. Polantas pun sibuk mengatur lalu lintas yang macet di sekitar lampu merah TMII. Beberapa mobil nampak berplat nomor H (Semarang) dan RD (Banjarnegara) keluar dari TMII.

1 comment:

ruangkatatiti said...

Terima kasih sudah menulis tentang Banjarnegara. Saya wong Banjar njenengan bisa kunjungi blog saya di Http://Jendelakatatiti.wordpress.com dan bude binda.Kompasiana.com, terima kasih!