Sunday, June 22, 2008

Silaturrahmi Paguyuban Jateng Berlangsung Meriah

Meskipun hujan deras di hampir seluruh Jakarta pada hari Sabtu (14/6) kemarin, dan masih tetap rintik-rintik sampai sesudah adzan maghrib, namun tidak menyurutkan para penggemar wayang untuk berduyun-duyun mendatangi tempat acara di halaman RRI Jakarta, semalam. Sekitar seribu orang memadati area pertunjukan. Seluruh kursi yang disediakan panitia berjumlah 600 kursi penuh. Selebihnya duduk-duduk lesehan di sisi kiri (teras Gedung RRI Jakarta), sebagiannya lagi berdiri di belakang kursi-kursi tamu dan di luar pagar di pinggir Jl. Merdeka Barat.

Nampak hadir Pembina Paguyuban Jateng, Jenderal (Purn) Wiranto, Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, Mantan Kapuspen Kejagung R. J. Soehandoyo, Mantan Ketua Umum Paguyuban Jateng yang Juga mantan Wagub DKI Jakarta H.RS Museno, Pengurus Paguyuban Jawa Tengah, Pengurus Paguyuban Kota/Kabupaten se Jateng, dan masyarakat asal Jateng di Jabodetabek. Sementara Para kandidat Cagub dan Cawagub Jateng, termasuk Letjen TNI (Purn) Bibit Waluyo tidak bisa hadir karena kesibukannya di Jawa Tengah. Namun beberapa diantaranya mengirimkan tim suksesnya.

Acara disiarkan langsung oleh RRI Jakarta pada pukul 20.30 Wib. Diawali dengan panembromo oleh Ibu-Ibu dari Paguyuban Jateng, laporan ketua panitia oleh Kolonel (Purn) Sutjipto, SH, sambutan dari Direktur RRI Jakarta (diwakilkan), sambutan Ketua Umum Paguyuban Jateng Letjen (Purn) Bibit Waluyo yang diwakili oleh Koordinator Para Ketua, Sutrisman, dan sambutan Pambina oleh Letjen TNI (purn) Wiranto. Penyerahan wayang lakon Wisanggeni dilakukan oleh Letjen (Purn) Sutiyoso. Ditutup dengan doa oleh Ketua MUI Bekasi yang asli mBanyumas (Jenengane kelalen lah)

Dalam sambutannya, Wiranto menyinggung tentang perjuangan bangsa Indonesia di masa penjajahan. Sampai pada akhirnya lahir organisasi Boedi Oetomo pada tahun 1908 yang membangkitkan kesadaran kepada rakyat Indonesia untuk berjuang melalui meja perundingan atau secara politik. Dia menyontohkan bagaimana Tiga Serangkai dr. Soetomo. Dr. Wahidin Sudirohusodo, dan dr. Cipto Mangunkusumo yang telah berhasil membangkitkan kesadaran pemuda/bangsa Indonesia untuk berjuang melawan penjajah bukan hanya dengan perjuangan fisik, tapi juga di meja perundingan. Pada saat itu, kata Wiranto apabila semua orang Indonesia bersama-sama idu/meludah, maka penjajah akan tenggelam. Ini tentu bukan dalam arti yang sebenarnya. Ini bermakna apabila seluruh rakyat bahu membahu bergotong royong berjuang melawan penjajah, maka akhirnya kemenangan akan diperoleh. Dan ternyata memang demikian adanya.

Secara umum penampilan Ki Purbo Asmoro memang bagus, apalagi ditambah dengan bintang tamu sinden bule Kessy dan sepasang sinden asal mBanyumas yang gokil dan kocak yaitu Nyi Wainten dan Nyi Yani. Maka pertunjukanpun penuh dengan gelak tawa.
Ditambah dengan tampilnya Wiranto yang diajak ke panggung oleh Ki Dalang. Tidak menyangka, Wiranto ternyata sangat piawai nembang lagu-lagu jawa yang langsung diiringi dengan gending oleh pradangga dari RRI Jakarta. Bahkan ketika diberikan kesempatan yang ke dua kalinya oleh Ki Dalang, disambut dengan memberikan petuah/pesan kepada para Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah yang akan berlaga pada 22 Juni 2008, siapapun yang jadi/menang, maka Wiranto berpesan bahwa jabatan itu adalah amanah dan anugerah dari Allah SWT. Oleh karena itu, janganlah jabatan dijadikan sarana untuk mencari kesenangan pribadi ataupun golongannya. Kemudian Wiranto-pun nembang yang berisi pesan dari Pangeran Sambernyowo (Amangkurat) kepada para cagub dan cawagub Jateng. Acara disiarkan langsung oleh RRI ke seluruh Indonesia, sehingga mudah-mudahan sampai ke telinga para Cagub dan Cawagub.

Sebagai penitia, aku tentu menyambut kehadiran para tamu undangan, termasuk Bapak Wiranto dan Bapak Sutiyoso. Juga sempat berbincang dengan Bapak Suhandoyo, mantan Kapuspenkum Kejagung yang wajahnya sering kelihatan di televisi itu. Kebetulan beliau datangnya agak telat, sehingga luput dari perhatian panitia yang lain. Akupun menyambutnya dan mengajak ngobrol dan mempersilahkan beliau untuk duduk di barisan depan.
Hampir semua makanan yang dijajakan di tenda yang disediakan panitia aku cicipi. Bersama-sama dengan panitia yang lain, dan juga Kang Eko Bawor dan Kang Kuswandi Bakmi Margonda. Diantaranya mendoan, wedang jahe, soto Gombong, dan Nasi bebek kremes yang uenak tenan. Seperti biasa, sekitar jam 02.00 akupun bersama dengan Kang Eko Bawor dan Kang Kuswandi Bakmi Margondapun pamitan dan meninggalkan tempat acara yang masih penuh dengan penonton.

No comments: